Tuesday, April 26, 2011

Sub Terminal Agribisnis

Indonesia adalah negara agraris. Setidaknya ada 51% atau sekitar 26 juta KK adalah petani, demikian data Deptan menyebutkan. Sektor pertanian adalah sektor penyumbang PDRB terbesar ketiga di Indonesia, setelah sektor industri pengolahan dan sektor jasa hotel-restoran. Sektor ini merupakan penopang dan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Magelang yakni mencapai 30,82% pada tahun 2007.
Meski demikian, keadaan ini belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Sebagian besar petani kita adalah petani gurem yang mendiami kawasan pedesaan dataran rendah dan tinggi. Permasalahan utamanya adalah terkendala pada proses pemasaran.

Pemasaran hasil sebagai faktor penentu keberhasilan sebuah usaha masih menjadi kendala utama bagi petani kita. Posisi petani dalam rantai tata niaga (pemasaran) sangat lemah.
Beberapa sebab yang menjadikan lemahnya posisi petani dalam rantai tata niaga adalah pertama, market share (pangsa pasar) petani relatif terbatas, sehingga petani hanya akan bertindak sebagai penerima harga, bukan penentu harga. Kedua, komoditas yang dihasilkan umumnya cepat rusak, sehingga mengharuskan untuk menjualnya secepat mungkin. Ketiga, lokasi produksi yang relatif terpencil sehingga kesulitan akses transportasi pengangkutan hasil produksi.

Faktor keempat adalah kurangnya informasi harga, kualitas dan kuantitas yang diinginkan oleh konsumen, sehingga membuat petani dengan mudah diperdaya oleh lembaga-lembaga pemasaran yang berhubungan langsung dengan petani. Kelima, kebijakan pemerintah masih jauh dari menguntungkan petani. Kebijakan-kebijakan yang ada lebih menguntungkan mereka-mereka yang terlibat dalam rantai tata niaga ketimbang petani. Dan faktor kelima inilah yang selalu dipandang menjadi biang keladi miskinnya kaum tani.

Melihat hal demikian itu, banyak kalangan yang terus mendesak pemerintah agar membuat kebijakan yang dapat menguntungkan petani. Dan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pendekatan kebijakan berupa kelembagaan pasar lelang mulai digunakan sebagai sebuah upaya pengembangan produsen (petani), yakni dengan Sub Terminal Agribisnis (STA). Pemasaran yang terjadi di STA diharapkan lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran di pasar-pasar biasa. Kegiatan jual beli yang berlangsung di STA terjadi antara penjual produk hortikultura sayuran dataran tinggi dalam hal ini produsen (petani) atau pedagang pengumpul dengan pembeli baik pedagang besar maupun konsumen dengan cara negosiasi (tawar menawar)dengan patokan harga dari petani, sehingga diharapkan petani tidak dirugikan.

Pola pendekatan kebijakan ini memang cukup signifikan bagi pengembangan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan petani. Kebutuhan pasar bagi produk-produk pertanian (holtikultura) akan tertampung dan terpasarkan. Lokasi STA yang relatif strategis dan dapat dijangkau dengan mudah bagi penjual (petani) dan pembeli. Dengan sistem pengelolaan yang sederhana dan tanpa campur tangan pihak luar, menjadikan mata rantai birokrasi menjadi efisien.

Selain itu, dengan model STA ini petani selaku penjual dapat membuat margin (patokan) harga terhadap produk mereka. Sehingga, kesejahteraan petani akan lebih meningkat.
Tulisan ini merupakan cuplikan dari tulisan saya di HU Suara Merdeka, 23 April 2009, pada kolom Wacana Lokal

Monday, April 25, 2011

Penyakit Dasar

Di dunia ini banyak berbagai jenis penyakit yang menular dan bisa dikatakan sebagai penyakit yang sedikit berbahaya. Mereka ini tergolong penyakit dasar yang banyak mengenai masyarakat sejak bayi hingga dewasa. Berikut ini beberapa penyakit-penyakit dasar tersebut :

Cacar Air. Adalah penyakit infeksi yang sangat menular disebabkan oleh virus varisela-zoster. Komplikasi cacar air berupa infeksi kulit (bopeng) dan pada beberapa anak akan terjadi infeksi di otak. Cacar air dapat muncul kembali dan menjadi herpes zoster (kemerahan pada kulit disertai sakit). Hepatitis A. Disebabkan oleh virus hepatitis A yang menyerang hati. Penyebaran melalui kontak personal atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Hepatitis B. Disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang sel-sel hati. Bila berlangsung lama (kronis) dapat menyebabkan kanker hati dan apabila kerusakan luas dan berat dapat menyebabkan kematian. Difteri. Disebabkan oleh bakteri Corrynaebacterium diphteriae yang menyerang dan menyumbat saluran nafas atas. Racunnya dapat melumpuhkan otot jantung dan serabut saraf.

Pertusis (batuk rejan/seratus hari). Disebabkan oleh kuman pertusis yang menyerang saluran nafas atas dan dapat menimbulkan batuk hebat yang panjang dan terus menurus. Dapat menyebabkan infeksi telinga dalam dan radang paru.

Tetanus. Disebabkan oleh kuman Clostridium tetani yang masuk melalui luka yang dalam dan kotor. Atau luka tusuk kecil tetapi dalam, lobang gigi, infeksi di telinga dalam. Racunnya menyerang saraf otot sehingga mulut sukar dibuka, tubuh kejang dan kaku. Campak. Disebabkan oleh virus dan menyebar dengan mudah. Pada kebanyakan anak menyebabkan kemerahan kulit, demam dan dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga atau pneumonia (radang paru).
Haemophilus Influenza Type B (Hib). Penyebabnya adalah bakteri dan dapat menular melalui udara. Hib dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti meningitis (radang selapu otak) dan pneumonia (radang paru).

Pneumokokus. Disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae yang menyerang selaput otak sehingga dapat menyebabkan radang paru, radang selaput otak dan infeksi darah.

Mumps (Gondong). Penyebabnya adalah virus, penyebarannya melalui udara. ini biasanya penyakit ringan tapi dapat memberikan dampak serius seperti meningitis. Rubella. Disebabkan oleh virus rubella, ditularkan melalui kontak personal seperti batuk atau bersin. Pada anak, biasanya penyakit ringan dan dapat sembuh secara total dengan cepat. Namun pada wanita hamil dapat menimbulkan kecacatan janin dalam kandungan.

Polio. Disebabkan oleh virus polio yang menyerang pusat saraf otot sehingga menyebabkan kelumpuhan otot permanen. Tipus. Bakteri Salmonella typhi adalah penyebabnya. Menyerang dan merusak kelenjar getah bening usus sehingga dapat menyebabkan usus bocor dan racun dapat menyerang otak.

Infeksi HPV. Human Papiloma Virus dapat menyebabkan kanker serviks (onkogenik). Di Indonesia kanker ini adalah pembunuh kaum perempuan nomor satu. Setiap perempuan beresiko terkena virus penyebab kanker serviks tanpa memandang usia dan gaya hidup. Vaksinasi HPV sudah dapat diberikan pada usia 10 tahun.

Menurut dokter penyakit- penyakit tersebut dapat ditekan atau dieliminasi dengan pemberian vaksin alias diimunisasi sejak dini. Sejak lahir diimunisasi maka dapat tereliminasi.

Thursday, April 21, 2011

Emansipasi dan Kisah Laksamana Malahayati


Beliau adalah seorang perempuan yang agung (grande dame), yang memimpin sebuah laskar pejuang yang berisi para perempuan dan kebanyakan adalah janda yang ditinggal wafat suami mereka dalam perjuangan melawan penjajah. Termasuk suaminya saat berperang melawan Portugis sewaktu akan menguasai selat Malaka. Laskar tersebut dinamai Laskar Inong Balee atau yang bermakna Laskar para Janda pahlawan. Beranggotakan 2000 orang prajurit perempuan.

Emansipasi perempuan selalu dikaitkan dengan keberadaan RA Kartini. Menurut saya, bahwa yang namanya pejuang emansipasi perempuan atau kesetaraan gender ada jalan dan strategi serta taktik masing-masing pejuangnya. Model dan cara berjuangnya juga berbeda. Laksamana Malahayati, menurut saya juga adalah seorang pejuang emansipasi perempuan. Mosok sih? Lha sakjane sopo tho Malahayati kuwi???

Malahayati, nama aslinya adalah Keumala Hayati, hidup di masa Kerajaan (Kesultanan) Atjeh dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang memerintah antara tahun 1589-1604 M. Malahayati pada awalnya adalah dipercaya sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan luar istana. Karir militernya menanjak setelah kesuksesannya "menghajar" kapal perang Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Cornelis de Houtman yang terkenal kejam. Bahkan Cornelis de Houtman tewas ditangan Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599. Akhirnya beliau diberi anugerah gelar Laksamana. Dan beliaulah Laksamana Perempuan Pertama Di Dunia. Beliau juga sukses menghalau Portugis dan Inggris masuk ke Aceh.

Selain itu, beliau juga mendirikan sebuah benteng yang dikenal dengan Benteng Inong Balee di Desa Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Benteng tersebut menghadap ke barat, ke arah Selat Malaka. Benteng ini merupakan benteng pertahanan sekaligus sebagai asrama penampungan janda-janda yang suaminya gugur dalam pertempuran. Selain itu juga digunakan sebagai sarana pelatihan militer dan penempatan logistik keperluan perang.

Setelah wafat Malahayati dimakamkan tidak jauh dari Benteng Inong Balee, sekitar 3 Km dari benteng berada diatas bukit. Lokasi makam pada puncak bukit, merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap tokoh yang dimakamkan. Penempatan makam di puncak bukit kemungkinan dikaitkan dengan anggapan bahwa tempat yang tinggi itu suci. Beberapa kompleks makam di daerah lain yang terdapat di puncak bukit antara lain: Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri Yogyakarta, makam Sunan Giri di Giri Gresik, Sunan Muria di Kudus, dan Gunung Jati di Cirebon.

Nama Malahayati saat ini terserak di mana-mana, sebagai nama jalan, pelabuhan, rumah sakit, sebuah universitas di Bandar Lampung, Akademi Maritim di banda Aceh serta kapal perang, KRI Malahayati, satu dari tiga fregat berpeluru kendali MM-38 Exocet.

Itulah profil singkat salah seorang pahlawan Aceh. Jika selama di sekolah dulu kita hanya diajarkan bahwa pahlawan Aceh hanya ada Cut Nya' Dien maupun Cut Meutia saja, ternyata ada pahlawan perempuan yang lain juga.
Para pahlawan tersebut, menurut saya, tidak bisa dibanding-bandingkan. Tidak bisa disama-atau dibedakan. Mereka memiliki karakteristik masing-masing, punya keahlian dan jalannya masing-masing untuk memperjuangkan cita-citanya. Jadi saya ndak sepakat jika Malahayati lebih heroik dibanding RA Kartini atau Cut Nyak Dien atau sebaliknya.
Beda karakter, beda waktu, dan beda jalan yang harus dilalui untuk menjadi pahlawan. Jika RA Kartini berjuang dengan pena untuk sebuah emansiapasi, sementara Malahayati berjuang dengan pedang. Yang jelas kesemuanya berjuang dengan fikiran dan tenaga serta taktik masing-masing. Semuanya, menurut saya adalah para pejuang emansipasi perempuan yang bergerak dengan caranya masing-masing.

Monumen Pers Nasional

Bagi insan pers sungguh tidak asing lagi dengan nama ini. Buat warga Solo Raya juga sudah akrab dengannya. Monumen Pers Nasional atau orang sering menyebut dengan Monumen Pers saja atau Monumen Pers Solo, adalah sebuah bangunan bersejarah yang berdiri megah di tengah kota Solo tepatnya di Jalan Gadjah Mada 59 Solo. Monumen ini didirikan guna mengenang jasa-jasa para tokoh pers nasional. Mengapa dipilih kota Solo, menurut beberapa penulusuran pustaka para tokoh-tokoh pers nasional tersebut memulai gerakan menentang Belanda melalui media massa [pers] diawali dari kota ini. Di Kota inilah tempat berkumpulnya tokoh-tokoh tersebut guna membahas agenda strategis dalam melawan pemberitaan Belanda pada waktu itu. Di kota Solo-lah sebagian besar tokoh pers nasional juga dibesarkan.

Monumen Pers Nasional memiliki sebuah bangunan induk [bagian tengah] yang berfungsi sebagai hall atau aula atau convention hall bahasa kerennya. Selain itu, disini juga dilengkapi dengan ruang perpustakaan, ruang pameran, museum dan ruang konservasi dan koleksi arsip kuno. Dan yang menarik Monumen Pers Nasional telah dilengkapi dengan hellipad.

Koleksi perpustakaannya lumayan lengkap. Saya bilang lumayan karena disini relatif komplit jika dibandingkan dengan perpustakaan daerah namun kalah lengkap dengan perpustakaan kampus. Buku-buku koleksinya seputar media massa, komunikasi, penerbitan, jurnalisme, serta beberapa koleksi skripsi dan majalah.

Di ruang koleksi arsip kuno, kita dapat menjumpai berbagai koleksi koran kuno. Di museumnya kita akan menemukan berbagai benda-benda yang berkaitan dengan jurnalistik seperti mesin ketik kuno milik Bakrie Soeraatmadja, beliau adalah pemimpin redaksi surat kabar “Sipatahoenan” sebuah koran berbahasa Soenda. Selain itu ada diorama perjuangan bangsa dan patung para tokoh pers nasional serta peninggalan-peninggalan yang lain. Monumen Pers Nasional dulu dinaungi oleh Departemen Penerangan. Pasca departemen ini dilikuidasi oleh Presiden Abdurrahman Wahid, kemudian diubah sebagai UPT pada Lembaga Informasi Nasional. Kemudian, pada saat ini berada dibawah naungan Departemen Komunikasi dan Informasi dibawah Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi. Berkunjung kesini pokoknya menyenangkan dan mengasyikkan dech… Banyak referensi dan catatan sejarah Indonesia ada disini.